Senin, 16 November 2009

TV Kabel.

TV Kabel adalah sistem penyampaian informasi TV dengan jarak dekat (lokal). Sistem ini di Indonesia berkembang di masyarakat sebelum TV Swasta bermunculan, sehingga acara TV banyak didominasi oleh TVRI dan salah satu TV Swasta saja. Dengan adanya penggunaan satelit (palapa), maka berkembang pula penggunaan antene parabola dan unit penerima satelit. Disamping untuk memenuhi kebutuhan individu untuk keperluan rumah tangga ada pula yang memanfaatkan TV kabel ini untuk kepentingan usaha hiburan bagi masyarakat secara terbatas. Sistem ini juga digunakan untuk mengatasi daerah blank (sulit menerima siaran TV akibat geografis). Hal yang menjadi daya tarik bagi masyarakat adalah dapat menerima variasi siaran TV bahkan bisa menikmati siaran TV dari negara lain seperti Malaysia, Amerika, RRT dan sebagainya. Suatu usaha membuat variasi siaran yang ditayangkan, pusat TV kabel dapat menyediakan acara dari sumber lain yaitu dari VTR misalnya rekaman film, music dan sebagainya. Dengan penambahan kamera video pusat TV kabel bisa melakukan siaran langsung acaraacara
untuk dinikmati bersama. Sinyal TV gelombang mikro yang dikirimkan oleh stasiun bumi diterima satelit dan dipancarkan kembali ke Bumi dan diterima oleh antena parabola dipilih/ditala oleh bagian penala unit penerima satelit. Sinyal yang masih lemah ini diperkuat oleh unit LNB (low noise block) dan diteruskan ke unit penerima satelit untuk di deteksi sinyal TV nya. Sinyal TV dikeluarkan melalui RF unit sehingga memiliki frekuensi saluran yang sesuai. Selanjutnya disalurkan ke TV penerima melalui jek RF out dengan menggunakan kabel koaksial. Untuk keperluan penyaluran ke rumah-rumah pelanggan, dapat menggunakan sambungan pararel dengan menggunakan koaksial. Dalam penyaluran dengan kawat penghantar ini perlu memperhaltikan drop potensial akibat penampang dan panjang kabel yang digunakan. Untuk penggunaan kabel koaksial jenis RGB, paling panjang 100 yard (90m) atau maksimum satu rol harus diperkuat dengan unit boster penguat sinyal (UHF amplifier)
supaya sinyal TV dapat diterima dengan kualitas yang baik. Untuk membuat variasi siaran bisa dilakukan sebagai berikut. Pertama, dengan mengganti Horn pada parabola dari yang satu arah menjadi dua arah (vertikal dan horisontal), sehingga bisa menikmati acara dua stasiun pemancar TV yang dapat disalurkan ke pelanggan. Kedua, Menambah unit VTR/VCR (video tape/casete recorder) atau VCD/DVD player untuk memutar rekaman film, music dan sebagainya sesuai permintaan dan kesenangan pelanggan. Ketiga, dengan menambah unit Kamera video untuk meliput siaran langsung acara-acara kegiatan yang penting di wilayah itu. Misalnya pilkada, panggung gembira, pentas seni dan sebagainya.

Telegraph

Telegraph adalah suatu sistem komunikasi yang berkaitan dengan proses pengiriman dan reproduksi dari suatu dokumen dalam bentuk tulisan dan gambar antar tempat yang berjauhan. Atau dapat juga diartikan sebagai pengiriman dan penerimaan salinan
dari informasi apapun dalam bentuk yang telah ditentukan. Dalam prosesnya, huruf, angka dan simbol diberi kode dan diubah ke dalam bentuk sinyal-sinyal listrik yang kemudian dikirim melalui saluran transmisi (kawat penghantar). Di tempat tujuan/penerima, sinyal tersebut diubah kembali ke dalam bentuk informasi aslinya. Suatu rangkaian telegraph adalah suatu kumpulan system komunikasi yang terdiri dari sumber tenaga, pesawat pengirim, saluran transmisi dan pesawat penerima. Pada sisi pengirim informasi yang berupa huruf/tulisan dibaca dan diterjemahkan kedalam bentuk kode/simbul. Terdapat bermacam-macam kode yang digunakan seperti kode Morse, Undulator, Semaphore, Baudot dan sebagainya, tetapi kode morse yang paling banyak digunakan. Setelah diterjemahkan ke dalam kode morse yang terdiri dari gabungan titik dan garis (dot and dash), lalu diubah menjadi sinyal listrik oleh kunci Morse yang berfungsi sebagai skakelar yang bekerja membuat arus listrik mengalir dan tidak mengalir. Lama waktu mengalir dan tidak mengalir disesuaikan dengan kode Morse. Titik berarti ada arus dengan waktu pendek ( 1 detik) dan garis berarti ada arus dengan waktu panjang (3 detik) dan jarak antara kode huruf yang satu dengan yang lainnya adalah disebut spasi dengan waktu tidak ada arus dengan waktu 3 detik. Sinyal-sinyal tersebut dikirimkan ke stasiun penerima melalui transmisi kawat (kabel).
Pada sisi penerima, sinyal telegraph diterima oleh mesin telegraph dan secara magnetis dan mekanik dapat dicetak pada kertas dalam bentuk kode morse. Selanjutnya diterjemahkan kembali kebentuk huruf dan informasi dapat dibaca dan ditulis lalu disampaikan ke alamat sasaran yang di tuju.

Siaran Radio ( Broadcast)

Pada siaran radio, yang ditransmisikan/dipancarkan adalah hanya sinyal suara (audio). Pada stasiun pemancar sinyal suara diproduksi oleh mikropon yang berfungsi sebagai tranduser, yaitu mengubah energi suara (audio) menjadi energi listrik (sinyal suara) dengan frekuensi maksimum 20 KHz (AF = audio Frequency). Selanjutnya sinyal suara
diperkuat oleh rangkaian penguat (amplifier) yang berfungsi sebagai penguat sinyal suara sehingga memiliki energi yang cukup untuk rangkaian elektronika selanjutnya. Sinyal suara yang telah diperkuat selanjutnya dicampur dengan gelombang pembawa (carier wave) frekuensi radio (RF) yang diproduksi oleh rangkaian Osilator RF. Proses Pencampuran (mixing) sering disebut modulasi dilakukan oleh rangkaian modulator yang berfungsi sebagai mixer dan penguat daya sehingga sinyal modulasi memiliki energi yang cukup besar dan mampu merambat /meradiasi / memancar di udara melalui antenna pemancar dengan jarak pancar sesuai energi yang dimilikinya. Dengan kata lain jarak pancar gelombang tergantung dari besarnya energi gelombang tersebut. Gelombang RF yang telah dipancarkan antena pemancar ke udara, diterima oleh antena radio penerima yang berfungsi menerima semua gelombang radio. Oleh rangkaian Tuner (penala) gelombang-gelombang radio tersebut dipilih satu gelombang saja yaitu yang berresonansi dengan frekuensi gelombang yang dihasilkan oleh rangkaian penala (frekuensi gelombang radio = frekuensi gelombang penala). Gelombang tersebut merupakan gelombang yang modulasi antara gelombang/sinyal suara dan gelombang pembawa. Setelah mengalami penguatan melalui rangkaian penguat, gelombang tersebut diteruskan ke rangkaian demodulasi untuk mendeteksi/ memisahkan gelombang suara dan gelombang pembawa yang sudah tidak dibutuhkan lagi. Proses demodulasi dengan menggunakan sistem pencampuran dengan gelombang
frekuensi bandingan dari rangkaian osilator lokal. Hasil pencampuran/bandingan tersebut menghasilkan gelombang frekuensi menengah sekitar 455 KHz. Selanjutnya gelombang ini dimasukkan ke rangkaian detector untuk memisahkan frekuensi tinggi dengan frekuensi suaranya. Karena gelombang yang masuk ada dua sisi, yaitu sisi atas dan sisi bawah maka pada rangkaian ini yang diambil hanya satu sisi dengan menggunakan rangkaian penyearah (diode). Proses pemisahan frekuensi menggunakan
prinsip bahwa arus listrik lebih mudah mengalir melalui hambatan ohm yang lebih kecil. Nilai ohm yang diperoleh dari komponen kumparan (XL) berbeda dengan komponen kondensator (Xc). Xl = 2 􀂛 f L sedangkan Xc = 1/ (2 􀂛 f c). Dari rumus tersebut jelaslah bahwa listrik dengan frekuensi tinggi akan lebih mudah mengalir melalui kondensator C dari pada melalui kumparan L . Oleh karena itu rangkaian detektor menggunakan dasar tersebut, sehingga frekuensi tinggi yang sudah tidak diperlukan dibuang ke ground melalui kondensator dan frekuensi suara diteruskan melalui kumparan L ke rangkaian penguat. Setelah diperkuat beberapa kali sehingga sinyal tersebut memiliki power yang cukup untuk menggerakkan membran speaker yang berfungsi sebagai tranduser yaitu mengubah energi listrik menjadi energi suara. Suara yang dihasilkan sama dengan suara yang diucapkan didepan mikropon pada pemancar radio.

Komunikasi Melalui Satelit

Satelit Komunikasi adalah perangkat yang diluncurkan ke orbit geostasioner bumi dan perangkat ini berfungsi untuk menerima gelombang informasi yang telah dimodulasi dengan gelombang mikro yang dikirimkan oleh stasiun bumi, dan memancarkan kembali ke stasiun bumi-stasiun bumi lain. Dengan demikian satelit dapat dikatakan sebagai reflektor gelombang mikro. Satelit digunakan dalam sistem komunikasi untuk memperluas jangkauan daya pancar stasiun pemancar radio maupun televisi, bahkan juga digunakan pada sistem komunikasi telepon dan data-data yang lain. Dalam hal usaha memperluas jangkauan dengan menggunakan gelombang mikro ada dua cara yaitu:
Pertama, dengan membangun stasiun relay (Link Station) pada setiap daerah dan gelombang mikro dipancarkan secara estafet dari stasiun pemancar pusat sampai daerah. Sistem ini banyak kendala, karena harus membangun stasiun relay dengan jumlah banyak dan dengan ukuran tower antene yang tinggi sehingga tidak ekonomis.
Di samping itu juga hambatan geografis sangat besar, karena sifat dari gelombang mikro seperti cahaya sehingga untuk penyalurannya harus line of side.
Kedua, dengan menggunakan satelit yang diluncurkan ke orbit dan refleksinya diarahkan dapat mengarah ke bagian bumi tertentu. (satelit Palapa refleksinya dapat mengkover wilayah sebagian Asia Tenggara, Asean dan sebagian Australia). Dalam sistem ini Gelombang mikro yang membawa informasi dikirimkan dari stasiun bumi pusat ke arah satelit, diterima satelit dan dipancarkan kembali ke bumi setelah mengalami penguatan. Selanjutnya diterima oleh stasiun bumi di setiap daerah untuk di salurkan ke masyarakat sasaran. Peluncuran satelit menggunakan tenaga peluncur yang sangat besar dan satelit dibawa menggunakan roket. Gambar berikut menunjukkan antena stasiun bumi , peluncuran roket pembawa dan satelit komunikasi. Telah diketahui bahwa satelit berfungsi sebagai reflector Gelombang Mikro. Dengan demikian dapat dimanfaatkan untuk semua sistem komunikasi yang menggunakan gelombang mikro, baik itu TV, Radio, Telepon maupun pengiriman data-data yang lain. Data audio maupun audio dimodulasikan dan dipancarkan dengan frekuensi gelombang micro ke satelit, selanjutnya oleh satelit gelombang mikro yang membawa data audio dan video diperkuat dan dipancarkan kembali ke stasiun bumi atau ke antene parabola dan diterima oleh penerima satelit dan diteruskan ke pesawat penerima TV. Untuk keperluan penyiaran yang lebih jauh setelah diterima penerima satelit lalu dipancarkan kembali melalui antena pemancar TV ke TV penerima di rumah-rumah disekitar daerah tersebut. Dengan perkembangan Iptek bidang komunikasi saat ini membuat dunia tanpa jarak. Penggunaan sarana komunikasi melalui jaringan internet sudah bukan barang mewah lagi tetapi sudah merupakan kebutuhan manusia untuk melakukan komunikasi. Kenyataannya sekarang terjadi penggabungan berbagai system komunikasi menjadi sistem yang terpadu dan menghasilkan komunikasi yang efektif dan efisien.

CCTV (Close Circuit Television)

Faximile
Mesin Faxsimile adalah mesin yang dapat merubah data/tulisan/gambar yang ada di kertas menjadi data elektrik dengan proses scaning seperti pada mesin fotokopi. Oleh karena itu mesin faximile juga dapat digunakan sebagai fotokopi. Data elektrik didapat dikirimkan ke tujuan dengan menggunakan jaringan
telepon.
Proses pengiriman dilakukan dengan cara menelpon nomor telepon tujuan untuk memberitahukan bahwa akan mengirim fax. Nomor tujuan menghidupkan mesin fax dan menunggu sampai proses pengiriman selesai. Data tercetak di kertas sama persis
dengan data yang dikirimkan oleh pengirim

CCTV (Close Circuit Television)

CCTV adalah system sambungan komunikasi terbatas, untuk keperluan yang terbatas pula. Peralatan CCTV terdiri dari kamera video, VTR (video tape recorder) dan TV monitor. CCTV banyak digunakan untuk pengamanan di toko-toko swalayan, kantor-kantor, perusahaan/pabrik dan sebagainya. CCTV juga dimanfaatkan untuk keperluan pendidikan guna mengatasi jumlah murid yang banyak dan kelas pararel, sehingga memerlukan ruangan yang luas. Dengan menggunakan CCTV seorang guru mengajar sekaligus untuk semua dengan cara setiap ruangan sudah dilengkapi dengan TV monitor dan kamera sehingga memungkinkan terjadi komunikasi antara guru dengan para siswa di setiap ruangan.

Spooring

Spooring atau dengan istilah lain Wheel alignment instrument adalah seperangkat alat yang mampu mendeteksi sudut-sudut geometri kemudi yaitu camber, caster, toe-in toe-out dan kingpin inclination (KPI). Dengan alat ini ketidaksesuaian sudut geometri kemudi tersebut dapat
diketahui dan bisa dietel kembali sesuai dengan spesifikasinya. Alat ini dilengkapi dengan sepasang turn table sebagai alas roda depan sehingga roda dapat bergeser untuk mempermudah saat melakukan penyetelan sudut-sudut geometri kemudi Spooring dibedakan menjadi dua tipe menurut cara kerjanya :
Tipe mekanis sudah jarang digunakan lagi karena dianggap kurang presisi, penunjuknya berupa skala dan jarum penunjuk Saat ini yang banyak digunakan adalah yang tipe optik, yaitu dengan memanfaatkan sinar infra merah yang ditembakkan pada layar yang dilengkapi skala supaya dapat diketahui sudut geometri rodanya. Tipe optikal saat ini lebih modern lagi karena sudah menggunakan program komputer yang dilengkapi dengan sensor-sensor yang dapat memberikan input data pada komputer sehingga data yang ditampilkan lebih akurat.

Tracking

Tracking atau sering dikenal dengan nama camber tool, adalah alat untuk mengukur kemiringan roda depan terhadap arah vertical kendaraan jika dipandang dari depan. Kalau misalnya roda pada kendaraan terjadi kondisi bagian atas roda masuk ke dalam bodi mobil, berarti mobil tersebut memiliki chamber negatif. Sebaliknya jika roda pada bagian atas keluar dari bodi, maka disebut camber positif. Ukuran camber ini menentukan kestabilan pengendaraan. Camber positif yang cukup besar akan menyebabkan kendaraan cenderung tidak stabil ketika dijalan lurus, namun mudah belok ketika ditikungan (over steer). Sedangkan kalau cambernya negatif, mobil akan cenderung stabil di jalan lurus, tetapi agak sulit dibelokkan (under steer). Cara menggunakan alat ini sangat sederhana, yaitu menempatkan kendaraan ditempat yang rata. Pasang alat pada poros roda dan bacalah hasil dari pengukuran. Untuk menyesuaikan dengan ukuran yang diinginkan, stel sesuai dengan sistem suspensinya. Ada kendaraan yang menggunakan shim (plat tipis) yang dipasang pada bagian atas (upper arm) untuk melakukan penyetelah camber. Ada juga yang mengubah posisi nok pada bagian bawah (lower arm) untuk menyetel camber.

ALAT-ALAT UKUR

Penggaris (Mistar)
Penggaris atau mistar adalah alat ukur yang digunakan untuk mengetahui jarak antara dua titik atau dua garis. Proses membandingkan jarak dengan alat ukur yang standar disebut dengan pengukuran. Penggaris yang standar terbuat dari logam baja yang dikeraskan dan dipanaskan sampai kondisi tertentu, agar bahan tersebut tidak terjadi pemuaian yang bisa menyebabkan skala jarak yang ada di lembaran penggaris berubah dari pengaruh temperatur. Penggaris juga mempunyai kelenturan (elastis). Coba Anda bayangkan apabila penggaris terbuat dari bahan alumunium, ketika panas penggaris alumunium akan bertambah panjang, sedangkan pada saat dingin akan bertambah pendek. Penggaris ini dibedakan menjadi 2, yaitu penggaris tetap, dan penggaris yang dapat lipat. Skala yang digunakan pada penggaris bisa menggunakan sistem british (inchi) atau menggunakan sistem metrics (mm). Biasanya kita lebih terbiasa menggunakan sistem metriks. Ketika menggunakan penggaris, pastikan penggaris berada sedekat mungkin dengan permukaan benda yang diukur. Pembacaan skala ukur pada penggaris harus tegak lurus dengan permukaan bidang yang diukur, sehingga tidak terjadi kesalahan ‘paralaks’. Kesalahan paralaks adalah kesalahan membaca hasil pengukuran yang disebabkan oleh posisi pandangan mata yang salah karena membentuk sudut tertentu (tidak tegak lurus/900). Penggaris harus bebas dari kotoran, oli, karet dan lain sebagainya, karena bisa mengganggu pengukuran.

Penggaris Siku
Penggaris siku merupakan alat yang umum digunakan untuk mengukur siku (sudut 900) dari dua sambungan, baik siku bagian dalam ataupun siku bagian luar. Penggaris siku biasanya terbuat dari 2 buah bagian yang berbeda yang disatukan.

Straightedge
Straightedge adalah alat yang digunakan untuk mengukur kerataan suatu permukaan. Ketidakrataan diketahui dari membandingkan permukaan yang akan diukur dengan menempelkan straightedge di atas permukaan tersebut untuk mengetahui ketidakrataan atau penyimpangannya. Terdapat dua tipe straightedge ditinjau dari bahan pembuatnya. Tipe yang pertama terbuat dari baja berkualitas baik yang dikeraskan dan dipanaskan dengan ketebalan 1/8 inchi (3,175 mm) dan panjang sekitar 1,8 m. Tipe yang kedua terbuat dari besi tuang yang
bagian tepinya dihaluskan (dibuat rata) dengan panjang 30 cm – 250 cm. Tipe yang kedua ini lebih berat sehingga kemungkinan melengkung sangat kecil.

Jangka Sorong
Jangka sorong/mistar geser atau vernier caliper merupakan alat ukur yang mampu menentukan ukuran diameter luar silinder, diameter dalam sebuah lubang atau kedalaman suatu lubang. Pada jangka sorong terdapat rahang bawah untuk mengukur diamater luar, rahang atas untuk diameter dalam serta batang pengukur kedalaman. Ketiganya dapat bergeser bersamaan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

METER PITA
Meter pita terbuat dari pita baja tipis yang lentur dan bisa memegas, bisa digulung supaya mudah dibawa dan tidak membutuhkan tempat yang banyak meskipun relatif panjang. Fungsinya untukmengukur jarak, jangkauannya lebih panjang yaitu 3 – 7 meter. Pada ujung pita dilengkapi dengan pengait dan diberi magnet supaya lebih mudah dalam melakukan pengukuran, pita tidak lepas saat mengukur. Ada dua skala yaitu skala metrik dan british/inchi.
Busur derajat
Busur derajat merupakan sebuah lingkaran atau setengah lingkaran yang diberi tanda ukuran sudut dalam skala derajat, fungsinya adalah untuk mengukur kerataan sudut suatu permukaan dan menentukan besarnya sudut. Saat mengukur sudut tersebut biasanya bersamaan dengan dial indikator supaya lebih presisi. Busur derajat ada juga yang dilengkapi dengan bilah yang dapat digeser sesuai dengan sudut yang diinginkan.