Senin, 02 November 2009

Sejarah Bodi Kendaraan

Sekitar tahun 1896 – 1910, bodi kendaraan masih terbuat dari
kayu untuk bagian chassis maupun bodinya. Hal ini masih terpengaruh
dengan bodi kereta kuda saat itu. Kayu yang digunakan memiliki
ketebalan sekitar 10 mm. Sambungan antar komponen menggunakan
paku yang terbuat dari besi tempa. Untuk bagian atap kendaraan, ada
yang menggunakan kain biasa, kain kanvas, namun ada juga yang
menggunakan kayu dengan tujuan agar bodi bisa kuat.
Pada tahun 1921, Weymann memperkenalkan konstruksi lantai
yang menjadi penopang komponen bodi yang lain, seperti dinding
kendaraan serta kursi kendaraan. Lantai sengaja dibuat dari bahan yang
kuat, sedangkan komponen yang lain bisa dibuat dari komponen yang
ringan. Sambungan dinding dengan lantai menggunakan plat baja yang
dibaut, dan untuk menghilangkan celah antar sambungan biasanya
digunakan kayu. Panel-panel terbuat dari kain, kanvas dan bagian luar
menggunakan kulit. Akan tetapi bahan ini memiliki umur yang pendek.
Setelah permintaan kendaraan semakin meningkat, maka
diperlukan suatu proses pembuatan bodi yang cepat dan dapat diproduksi
massal. Perkembangan teknologi logam saat itu ikut mempercepat
perkembangan teknologi bodi kendaraan, dimana besi bisa diolah dan
dibentuk dengan menggunakan mesin press.
Baru pada tahun 1927 (lihat gambar 1.3) secara keseluruhan bodi
kendaraan terbuat dari logam, dimana bodi kendaraan yang terdiri dari
berbagai komponen telah dibuat dari lembaran plat yang dibentuk/
dipress. Dengan perkembangan cara pengolahan logam yang semakin
meningkat, maka produksi produksi kendaraan juga dapat meningkat.
Gambar 1.3. Kendaraan berbahan plat
Permintaan kendaraan yang terus meningkat, menyebabkan
terjadi persaingan antar perusahaan dalam memproduksi kendaraan. Ahliahli
teknik bodi tiap perusahaan berusaha menciptakan bodi kendaraan
sesuai dengan kebutuhan, ergonomi dan dan memiliki kenyamanan bagi
pengemudi dan penumpangnya.
Perkembangan teknologi bodi di bagian chassis dari tahun ke
tahun juga mengalami kemajuan. Sebagai contoh, roda kendaraan yang
semula memiliki diameter yang tidak sama, roda belakang lebih besar dari
pada roda depan, jari-jari terbuat dari bahan kayu dan roda dilapis logam
baja menjadi roda yang sudah menggunakan karet dan velg logam baik
besi ataupun alumunium. Bahkan sekarang teknologi ban sudah tidak
memakai ban dalam (tubeless tire) yang lebih aman dan mudah
penggunaannya.
Atap kendaraan (head lining) yang semula hanya terbuat dari
kain, kemudian bergeser terbuat dari vinil maupun plastik yang lebih
menarik bentuknya dan mudah dibersihkan. Proses pemasangannya pun
relatif mudah dengan menggunakan adhesive (lem).
Kenyamanan penumpang dalam berkendara juga selalu
ditingkatkan, misalnya tempat duduk yang memiliki pegas dan dapat
diatur posisinya, interior seperti door trim, panel-panel, dashboard yang
terbuat dari bahan vinil atau plastik bahkan lantai karpet yang mudah
dibersihkan. Sistem kemudi yang dahulu menggunakan tongkat berubah
menjadi roda kemudi, tuas pemindah gigi percepatan juga menyesuaikan
kenyamanan pengemudi dan masih banyak kemajuan lainnya.
Sistem kelistrikan juga mulai dikembangkan. Pada awalnya lampu
kendaraan menggunakan minyak, kemudian berkembang menggunakan
acetylene (karbit) dan sekarang menggunakan baterai sebagai sumber
listrik. Fungsi lampu yang dahulu hanya sebagai alat penerangan di
malam hari, saat ini lampu juga dijadikan sebagai isyarat dan ramburambu
dalam usaha meningkatkan keselamatan dalam berkendara.
Lampu-lampu juga menjadi kepentingan asesoris kendaraan untuk
meningkatkan tampilan kendaraan.
Perkembangan bodi kendaraan, juga memegang peranan penting
dalam hal kemampuan kendaraan. Pertama kali kendaraan mesin uap
Cugnot diciptakan, hanya bisa berjalan sekitar 5 km/jam, akan tetapi saat
ini kendaraan sudah bisa berjalan dengan kecepatan diatas 100 km/jam
namun tetap nyaman, aman dan tidak berisik. Kebanyakan orang mungkin
hanya berpendapat bahwa kecepatan tergantung dari mesinnya, akan
tetapi saat ini orang mulai menyadari bahwa kecepatan kendaraan juga
dipengaruhi oleh stabilitas kendaraan serta bentuk dan permukaan bodi
kendaraan. Seperti di arena balap, aerodinamika suatu kendaraan
sangatlah penting untuk mencapai kecepatan dan kestabilan kendaraaan,
demikian halnya dengan kendaraan biasa, sekarang bodi menjadi salah
satu hal yang sangat penting dan selalu dilakukan pengembangan.

Desain Bodi Kendaraan

Pada awal kendaraan diciptakan, bodi kendaraan hanya berfungsi
sebagai tempat penumpang agar terlindung dari panas dan hujan
sehingga bentuknya sederhana. Karena dipengaruhi oleh perkembangan
teknologi motor dan trend yang semakin maju, maka desain kendaraan
mulai diperhatikan. Di industri pembuatan mobil, desain dari sebuah
produk dirancang oleh bererapa ahli dari berbagai disiplin ilmu.
Dalam mendesain kendaraan, perkembangan ilmu dari gambar
teknik sangatlah cepat. Dari gambar teknik secara manual (gambar 1.7)
berubah menjadi gambar teknik dengan komputer desain (misalnya Auto
CAD). Bahkan rancangan tersebut sudah dapat disimulasikan apabila
sudah dibuat sesungguhnya, baik dari bentuk, warna, struktur bodi
maupun aerodinamikanya. Dengan teknologi komputer ini menyebabkan
proses mendesain bodi kendaraan akan lebih cepat dan hasilnya akan
maksimal.
Setelah digambar, maka kendaraan yang akan dibuat massal
tersebut, kemudian dibuat prototipenya. Prototipe pada awalnya dibuat
dari bahan kayu, kemudian berkembang dibuat dari wax (lilin) dan clay
(tanah liat, lempung) yang relatif mudah dibentuk.
Ukuran dari prototipe bisa dibuat dengan ukuran sesungguhnya,
atau juga dapat dibuat dengan skala (biasanya diperkecil). Selama
membuat prototipe tersebut, diperlukan ketelitian untuk mendapatkan
hasil yang sebaik mungkin, bahkan sampai pada tiap sudut kecil dari
kendaraan.
Terdapat tiga komponen penting dalam perancangan bodi
kendaraan, yaitu:
􀂃 desain eksterior,
􀂃 desain interior, dan
􀂃 desain warna dan trim
Seorang perancang bodi eksterior bertanggung jawab mendesain
bodi secara keseluruhan yang terlihat dari luar, baik depan, belakang
samping kanan dan kiri, atas maupun bawah dari kendaraan.
Perancang bodi interior bertanggung jawab mengembangkan
bagian dalam kendaraan seperti kursi, ruangan, dasbord, trim dan
sebagainya. Rancangan tersebut harus memenuhi aspek ergonomi,
estetika dan kenyamanan penumpang. Seperti halnya dengan eksterior,
bagian interior juga dibuat prototipe terlebih dahulu. Dengan cara ini,
diharapkan kendaraan yang akan dibuat nanti memenuhi rancangan
sebelumnya, dan bisa mencoba untuk dirasakan. Berikut ini teknisi yang
sedang membuat desain interior.
Sedangkan perancang warna dan trim bertanggung jawab
meneliti, mendesain dan mengembangkan warna dan bahan yang
digunakan dalam eksterior maupun interior kendaraan. Termasuk
didalamnya adalah cat dan pengecatan serta bahan-bahan yang
digunakan seperti plastik, karet, vinil, kulit, headliner, karpet, fiberglass
dan lain sebagainya. Ketiga tim desainer ini harus bekerja sama untuk
membuat sebuah kendaraan yang kompak.